Hidup kita ibarat buku, sampul awal di sebut lahir dan sampul akhir di
sebut mati. Di antara 2 sampul ada lembaran-lembaran hari dan waktu. Satu tahun
350 hari, malam halaman dan siang juga halaman. Jamnya itu di ibaratkan
garis-garis. Isinya itu amal, catatan ini.
Kalau kita
tidak beramal ya tidak di catat. Jadi yang mencatat itu kita sendiri. Buku kita
itu di catat mulai baligh, kalau sebelum baligh tidak di catat.
Terserah…!
Apakah buku kita ini kita isi catatan yang baik, apa akan kita isi dengan
catatan yang jelek. Apa kita campur aduk baik-jelek, baik-jelek,
jelek-jelek-jelek.
Apakah kita
kosongkan saja, apakah kita blok hitam semua umur kita ini. Apakah kita
robek-robek sendiri. Itu terserah kita, ini namanya kitab umur.
Kalau
sekarang di tulisi jelek dan selagi ajal belum datang, hapus dengan istighfar,
dengan tobat. Nanti kembali dan kemudian di isi dengan catatan yang baik.
Kesempatan kita hanya di sini tidak di sana.
- Kesempatan tobat hanya di sini.
- Kesempatan minta ampun hanya di sini.
- Kesempatan berbuat baik kepada diri kita sendiri hanya di sini.
- Kesempatan amal sholeh hanya di sini.
- Kesempatan ibadah hanya di sini.
Sampai habis
waktunya disini, batasnya ghor-ghur. Alloh Ta’ala menerima taubat selama belum
ghor-ghur. Kalau sudah ghor-ghur tutup pintu taubat. Sekarang terbuka terus,
kapan taubat? apakah menunggu ghor-ghur?
Kalau
sekarang tidak taubat, sampai peluit datang, kartu datang dan kita berangkat,
selamanya kita tidak akan pernah dapat.
Daripada di
cuci oleh Malaikat Jahannam lebih baik sekarang di cuci sendiri. Walaupun tidak
sebersih-bersihnya akan tetapi nanti disana tidak akan lama mungkin selama 2
tahun atau 10 tahun sudah di entas. Tapi kalau tebal ya lama sampai
ratusan tahun.
ROBBIR
JI’UUNI ~ LA’ALLII A’MALU SHOOLIHAAN FIIMAA TAROKTU. (Al Mukminun / S. 23 /
99-100)
Artinya:
Wahai Tuhan kembalikanlah kami ke dunia. Malaikat bertanya: Untuk apa kamu
minta di kembalikan ke dunia? Saya akan beramal sholeh di dalam waktu yang
telah saya tinggalkan.
Seandainya
bisa amal sholeh di akhirat pasti tidak minta di kembalikan, cukup di kerjakan
di sana. Di sana tidak ada orang yang sholat, tidak ada orang shodaqoh. Zakat
dan sholat ada di sini. Kalau tidak cepat-cepat dan waktu yang di berikan
kepada kita itu hanya setetes, waktu itu sangat cepat. Umur manusia itu sangat
singkat. Kalau tidak mati di waktu malam ya mati di waktu siang, kalau tidak di
waktu siang ya malam. Bolak-baliknya itu cepat. Jadi kalau tidak cepat-cepat
berburu soal waktu dan tempat, tempatnya ada di sini dan waktunya sangat cepat.
Kalau kita di deri kesempatan yang sangat singkat itu tidak cepat-cepat kita
isi dengan kebaikan kita akan di tinggal kesempatan itu, kalau sudah di tinggal
kesempatan kita akan bertemu dengan kesempitan.
Kadang-kadang
ada yang berkata: Sudahlah nak..! Kalau aku sudah tua aku akan sholat.
Masih muda
masih kuat tidak mau apalagi kalau sudah tua?
Juga ada
yang berkata: Badannya paman masih kotor na…! Aku kalau sholat itu….?
Sembahyang
itu membersihkan hati.
Jadi
cepat-cepat taubat, taubat itu kembali kepada posisi. Kalau asalnya itu kufur
kembali kepada syukur, itu termasuk taubat.
Kalau
asalnya riya`kembali kepada ikhlas, kembali ke posisi yang baik.
Kalau nabi
Taubat itu di namakan peningkatan, lain dengan kita. Kalau kita kembali kepada
posisi.
Di dalam
diri kita ada fithroh, penuh berisi benih-benih kebaikan. Tapi manusia yang
menyimpang sendiri.
- Adakah orang yang ingin di bohongi? Adakah? Tidak ada, tandanya manusia itu senang kebenaran.
- Adakah orang yang ingin di dholimi, di aniaya? Tidak ada. Tandanya di dalam diri manusia itu ada keadilan, dan seterusnya
- Adakah orang yang ingin sengsara terus?
- Apa ada orang yang ingin ribut terus? Tandanya ingin ada keamanan.
Itu semuanya
kebutuhan kita bersama. Kadang-kadang lupa kepada fithrohnya sehingga membuat
orang lain tidak aman. Bertentangan dengan fithrohnya sendiri.