Minggu, 24 Februari 2013

TOBAT



Hidup kita ibarat buku, sampul awal di sebut lahir dan sampul akhir di sebut mati. Di antara 2 sampul ada lembaran-lembaran hari dan waktu. Satu tahun 350 hari, malam halaman dan siang juga halaman. Jamnya itu di ibaratkan garis-garis. Isinya itu amal, catatan ini.
Kalau kita tidak beramal ya tidak di catat. Jadi yang mencatat itu kita sendiri. Buku kita itu di catat mulai baligh, kalau sebelum baligh tidak di catat.

Terserah…! Apakah buku kita ini kita isi catatan yang baik, apa akan kita isi dengan catatan yang jelek. Apa kita campur aduk baik-jelek, baik-jelek, jelek-jelek-jelek.

Apakah kita kosongkan saja, apakah kita blok hitam semua umur kita ini. Apakah kita robek-robek sendiri. Itu terserah kita, ini namanya kitab umur.

Kalau sekarang di tulisi jelek dan selagi ajal belum datang, hapus dengan istighfar, dengan tobat. Nanti kembali dan kemudian di isi dengan catatan yang baik. Kesempatan kita hanya di sini tidak di sana.
  • Kesempatan tobat hanya di sini.
  • Kesempatan minta ampun hanya di sini.
  • Kesempatan berbuat baik kepada diri kita sendiri hanya di sini.
  • Kesempatan amal sholeh hanya di sini.
  • Kesempatan ibadah hanya di sini.
Sampai habis waktunya disini, batasnya ghor-ghur. Alloh Ta’ala menerima taubat selama belum ghor-ghur. Kalau sudah ghor-ghur tutup pintu taubat. Sekarang terbuka terus, kapan taubat? apakah menunggu ghor-ghur?

Kalau sekarang tidak taubat, sampai peluit datang, kartu datang dan kita berangkat, selamanya kita tidak akan pernah dapat.

Daripada di cuci oleh Malaikat Jahannam lebih baik sekarang di cuci sendiri. Walaupun tidak sebersih-bersihnya akan tetapi nanti disana tidak akan lama mungkin selama 2 tahun atau 10 tahun sudah di entas. Tapi kalau tebal ya lama sampai ratusan tahun.
ROBBIR JI’UUNI ~ LA’ALLII A’MALU SHOOLIHAAN FIIMAA TAROKTU. (Al Mukminun / S. 23 / 99-100)
Artinya: Wahai Tuhan kembalikanlah kami ke dunia. Malaikat bertanya: Untuk apa kamu minta di kembalikan ke dunia? Saya akan beramal sholeh di dalam waktu yang telah saya tinggalkan.

Seandainya bisa amal sholeh di akhirat pasti tidak minta di kembalikan, cukup di kerjakan di sana. Di sana tidak ada orang yang sholat, tidak ada orang shodaqoh. Zakat dan sholat ada di sini. Kalau tidak cepat-cepat dan waktu yang di berikan kepada kita itu hanya setetes, waktu itu sangat cepat. Umur manusia itu sangat singkat. Kalau tidak mati di waktu malam ya mati di waktu siang, kalau tidak di waktu siang ya malam. Bolak-baliknya itu cepat. Jadi kalau tidak cepat-cepat berburu soal waktu dan tempat, tempatnya ada di sini dan waktunya sangat cepat. Kalau kita di deri kesempatan yang sangat singkat itu tidak cepat-cepat kita isi dengan kebaikan kita akan di tinggal kesempatan itu, kalau sudah di tinggal kesempatan kita akan bertemu dengan kesempitan.

Kadang-kadang ada yang berkata: Sudahlah nak..! Kalau aku sudah tua aku akan sholat.
Masih muda masih kuat tidak mau apalagi kalau sudah tua?

Juga ada yang berkata: Badannya paman masih kotor na…! Aku kalau sholat itu….?
Sembahyang itu membersihkan hati.

Jadi cepat-cepat taubat, taubat itu kembali kepada posisi. Kalau asalnya itu kufur kembali kepada syukur, itu termasuk taubat.
Kalau asalnya riya`kembali kepada ikhlas, kembali ke posisi yang baik.

Kalau nabi Taubat itu di namakan peningkatan, lain dengan kita. Kalau kita kembali kepada posisi.

Di dalam diri kita ada fithroh, penuh berisi benih-benih kebaikan. Tapi manusia yang menyimpang sendiri.
  • Adakah orang yang ingin di bohongi? Adakah? Tidak ada, tandanya manusia itu senang kebenaran.
  • Adakah orang yang ingin di dholimi, di aniaya? Tidak ada. Tandanya di dalam diri manusia itu ada keadilan, dan seterusnya
  • Adakah orang yang ingin sengsara terus?
  • Apa ada orang yang ingin ribut terus? Tandanya ingin ada keamanan.
Itu semuanya kebutuhan kita bersama. Kadang-kadang lupa kepada fithrohnya sehingga membuat orang lain tidak aman. Bertentangan dengan fithrohnya sendiri.

1 komentar: